Kamis, 24 Mei 2012


Syarat Tumbuh
Leci tumbuh baik di daerah sejuk. Tanaman ini membutuhkan cukup banyak air tetapi yang tidak tergenang. Oleh karena itu, kedalaman air tanah yang sesuai adalah yang agak rendah hingga kedalaman 1 m. Curah hujan yang diinginkannya adalah yang tinggi, rata-rata 2.000 mm per tahun. Daerah dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 700 m di atas permukaan laut sangat cocok untuk pertumbuhannya. Suhu udara yang diinginkan adalah 9-19° C (di musim hujan) dan 25-33° C (di musim kemarau). Jenis tanah yang cocok adalah tanah gembur yang berhumus sangat banyak. Tanah yang berat dan padat akan menghalangi pertumbuhan akar sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman ini.
Pedoman Budidaya
Perbanyakan dan penanaman Pencangkokan merupakan cara perbanyakan utama secara komersial, dan tingkat keberhasilannya biasanya tidak kurang dari 95%. Cara-cara perbanyakan lain ialah melalui penyambungan (berguna untuk pohon yang lebih tua yang tetap berproduksi), penempelan mata, dan penggunaan setek (untuk perbanyakan cepat suatu kultivar baru). Ketid-akserasian sering terjadi pada beberapa kombinasi antara batang-atasibatangbawah. Jarak tanamnya 6 m x 6 m (280 pohon/ha) untuk kultivar-kultivar yang tegak seperti ‘Kwai Mai Pink’. Kultivar-kultivar yang lebih kekar, seperti ‘Tai So’, ‘Souey Tung’, dan ‘Haak Yip’ dapat ditanam dengan jarak tanam 9-12 m antar-baris dan 6 m antar-pohon (140-185 pohon/ha). Kebun buah lici perlu diperjarang menjadi 70 pohon/ha; kepadatan kebun buah lici yang ditanam rapat harus diperjarang setengahnya sebanyak dua kali pada umur kira-kira 10 tahun dan 15 tahun. Tata laksana Kebun buah lici biasanya diberi pengairan, kecuali di Cina. Pasokan air ditahan untuk menjaga agar pucuk tetap istirahat selama 2-3 bulan sebelum munculnya perbungaan. Selama sisa waktu daur kehidupannya hendaknya jangan terjadi stres air.
Pemeliharaan
Pemupukan juga hendaknya membatasi pohon hanya sekali terjadinya pertumbuhan pucuk serempak setelah panen, mempertahankan agar pucuk berikutnya istirahat. Jadi kandungan N dalam daun hendaknya dipertahankan di bawah 1,5-1,8% sebelum malai bunga muncul. Untuk mendukung perkembangan bunga dan memperbaiki retensi buah, pemupukan dilakukan pada saat munculnya malai bunga dan setelah terbentuknya buah. Saat-saat pemupukan lainnya juga dinyatakan di Cina dan Afrika Selatan (sebelum dan sesudah panen). Jumlah pupuk yang dianjurkan untuk pohon yang berumur 5 tahun dan tumbuh normal adalah 200 g N, 89 g P dan 300 g K per tahun, meningkat menjadi 1000 g N, 300 g P dan 1400 g K per tahun pada umur 15 tahun. Standar pupuk daun yang dikembangkan untuk pohon yang sehat berproduksi tinggi di Australia adalah : 1,5-1,8% N, 0,14-0,22% P, 0,70-1,10% K, 0,60-1,00% Ca, 0,30-0,50% Mg. Pengeratan kulit pohon (cincturing) telah digunakan secara komersial di Cina, Thailand, Australia, Florida, dan Hawaii untuk memaksa pucuk beristirahat dan untuk memperbaiki pembungaan serta pembuahan. Pohon dikerat seusai merebaknya daun secara serempak pasca panen, jika pohon-pohon itu sehat dan secara aktif terjadi merebaknya daun serempak. Reaksi umum pohon lici terhadap segala bentuk pemangkasan ialah pengisian rumpang secepat mungkin dengan daun-daun yang subur tetapi kurang dapat berbuah lebat. Pemangkasan dibatasi hanya beberapa tahun pertama dengan maksud membentuk pohon. Setiap 2-3 tahun sekali pohon-pohon lici yang lebih tua dibatasi tajuknya dan ranting-ranting bagian dalam dipangkas seusai panen dengan jalan memotong beberapa cabang yang lemah, agar strukturnya lebih tahan terhadap kerusakan karena embusan angin. Pemotongan tandan buah pada saat panen juga merupakan salah satu bentuk pemangkasan; jika terlalu banyak daun dan ranting terbuang pada proses pemanenan, pembungaan pada tahun berikutnya akan berkurang.
Hama dan Penyakit
Tak ada penyakit utama yang kini mengganggu pertumbuhan pohon lici. Semacam jamur parasit (Cephaleuros sp.) kadangkadang menyerang pohonnya menyebabkan hilangnya daya tahan pohon itu. Kultivar-kultivar yang rentan seperti ‘Souey Tung’ dan ‘Haak Yip’ dapat dijaga dengan cara disemprot larutan tembaga dua kali, sebelum dan sesudah musim hujan. Penurunan daya tahan secara lambat dan kematian yang mendadak telah tercatat di Queensland bagian selatan, terutama pada tanah yang drainasenya jelek. Tiga marga nematoda (Xiphinema, Paratrichodorus dan Helicotylenchus) dikaitkan dengan menurunnya ketahanan pohon di Australia. Di Afrika Selatan, nematisida pasca-tanam memperlihatkan harapan besar. Pada dasarnya, kelompok hama yang menyerang tanaman adalah sama di berbagai negara. Kutu erinosa (Eriophyes litchii) merupakan hama utama yang menyerang daun. Penyerangan yang hebat akan menghancurkan bunga dan buah yang sedang berkembang dan membunuh titik-titik tumbuh. Kutu erinosa sulit sekali diberantas; merendam cangkokan di dalam dimetoat (dimethoate) menolong menghindari masuknya kutu itu ke dalam kebun buah. Kumbang bahu-merah (Monolepta australis), ulat penggulung daun (Platypeplus aprobola dan Isotenes miserana), dan kutu perisai (Chloropulvinaria psidii) kadang-kadang menyerang pohon lici, tetapi dapat diberantas dengan baik. Beberapa ulat lain (Phycita leucomiltia, Lobesia spp. dan Prosotas spp.) menyerang tandan dan bunga yang sedang berkembang. Satu atau dua kali penyemprotan metomil (methomyl) sepanjang musim dapat memberantas secara efektif. Bunga lici juga dapat diserang oleh kumbang bahumerah, trip dan kutu ‘rutherglen’. Serangga utama yang menyerang buah lici adalah kutu pembentuk noda di buah (Amblypelta nitida dan . A. lutescens), kutu penyengat lici (Lyramorpha rosea atau Tessaratoma papillosa, di Cina), dan sejumlah jenis ngengat, termasuk ngengat pengoyak buah (misalnya Othreis fullonia) dan pengebor (misalnya Acrocercops glomerella dijumpai pada rambutan dan kakao). Kutu-kutu ini menyebabkan rontoknya buah muda; beberapa macam insektisida dapat memberantasnya. Ngengat juga dapat menyebabkan jatuhnya buah lebih awal, tetapi hancurnya buah yang rusak setelah dipanen lebih gawat lagi; ngengat-ngengat ini semua sulit diberantas secara tuntas. Burung dan kalong menyebabkan kerusakan yang serius di Australia, Thailand, dan Afrika Selatan dalam beberapa tahun tertentu.
Panen dan Pasca Panen
Leci tidak rontok setelah matang di pohon. Kematangan diperkirakan dari bentuk tertentu, warna kulit buah, tekstur kulit, dan aroma masing-masing kultivar. Suatu indeks kematangan yang didasarkan kepada nisbah gula/asam telah dikembangkan di Australia. Sebagian besar buah lici dapat dipetik dari pohonnya dalam waktu 1 minggu, dan dari satu kultivar dalam sebidang kebun buah rampung dipanen dalam 3 minggu. Kebanyakan petani lici menanam berbagai kultivar supaya dapat menyebarkan beban kerja pemetikan. Bulan April sampai Juni adalah musim panen di Thailand bagian utara. Di Bali, buah lici dipetik sekitar bulan Oktober; di Kalimantan Timur, buah lici dari pohon di hutan dapat dipungut pada bulan Februari-Maret. Di sebagian besar negara Asia, buah lici dipasarkan dalam ikatan tandannya. Pengelompokan baku untuk buah yang lepas-lepas telah dikembangkan di Australia. Hasil Hasil rata-rata untuk pohon lici berumur 10 tahun di Queensland bagian selatan berkisar antara kira-kira 10-50 kg per pohon per tahun untuk kultivar-kultivar yang berbuah tidak teratur seperti 'Tai So', dan 30-80 kg per pohon untuk kultivar yang berbuah teratur seperti 'Wai Chee'. Hasil ini setara dengan 10,7-11,2 ton/ha per tahun, dengan jarak tanam yang sesuai dengan anjuran. Hasil 10 ton/ha dapat dipertahankan pada kebun buah lici yang dikelola dengan balk Al Guangdong (Cina), tetapi hasil rata-ratanya hanya kira-kira 2 ton/ha per tahun. Penanganan pasca-panen Di Asia, lici dipasarkan dalam keranjang bambu berkapasitas 22-25 kg buah, biasanya tanpa dimasukkan ke dalam kamar pendingin atau memperoleh perlakuan pascapanen, dan dikonsumsi dalam jangka waktu 3 hari setelah dipetik. Lici akan kehilangan warna merah cerah pada kulit buahnya dan berubah menjadi coklat dalam beberapa hari setelah dipanen, terutama jika kelembapannya rendah. Kelembapan yang tinggi cenderung meningkatkan kebusukan pasca-panen. Untuk mempertahankan agar buah tidak menjadi coklat dan busuk, petani-petani lici di Australia merendam buah lici dalam larutan 0,5 g benomil/l pada suhu 52° C selama 2 menit, khususnya buah-buah yang tidak dimasukkan ke dalam ruang pendingin di rumah petani. Digunakan 'punnet' yang bertutup plastik; selapis tipis larutan tersebut sudah cukup untuk mempertahankan kelembapan, sehingga buah-buah terhindar dari perubahan warna menjadi coklat tanpa adanya pengasapan kondensasi pada kemasan buah. Penyimpanan pada suhu 5-8° C dapat memperpanjang ketahanan buah yang diperlukan sampai 4-6 minggu.
 
Sumber: http://info-pencari-kerja.blogspot.com/

Kamis, 04 Februari 2010

Definisi Ilmu

Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi kedalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat.

Syarat-syarat ilmu :

Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.

  1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
  2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
  3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
  4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Sumber : http://id.wikipedia.org